1
Menit Di Lampu Merah
Berhenti untuk 1 menit di lampu merah,
sambil menunggu lampu hijau mengambil alih keadaan. Lihatlah anak – anka itu,
sudah jam sebelas malam, mereka masih saja bermain – main di jalan. Mungkin
orang tua mereka tidak punya peraturan ketat tentang jam malam, atau mungkin
orang tua mereka tidak perduli atau mungkin saja mereka tidak memiliki orang
tua.
Saat
mobil merah berhenti, seorang anak laki – laki dengan celana pendek yang
terlihat kumuh dan baju kaos putih, yang walaupun sudah malam kumuhnya masih
terlihat jelas, menghampiri mobil merah itu. Satu ikat sapu lidi baru
diseretnya ke arah mobil itu, sambil mengatakan sesuatu kepada si sopir mobil
merah, entah apa, beberapa menit kemudian si sopir menjulurkan tangan, memberikan
beberapa lembar uang kertas dengan sedikit membuka kaca jendela, seperti sedang
terjadi sebuah transaksi, setelah si anak menerima uang lalu ia kembali ke
bagian pinggir. Kulihat, setelah itu dia tertawa dengan temannya, entah bagian
mana yang lucu dari kejadian itu, atau entah bagian mana yang membuat dia
terlihat begitu senang.
Tidak
hanya satu orang, ada lebih dari tiga orang anak yang ada di lampu merah itu,
masing - masing mereka memegang sapu lidi yang terlihat masih baru, ada yang
membawa dua sapu lidi tapi kebanyakan masing – masing hanya memegang satu sapu
lidi. Setiap ada mobil yang berhenti, selalu ada anak yang menghampiri dengan
membawa sapu lidi, mungkin juga dengan membawa harapan akan diberikan uang
seperti anak yang memakai baju kaos putih kumuh itu. Tapi ada yang melenggang
kembali ke pinggir menyeret sapu lidi tanpa mendapatkan uang.